Salah satu dilema yang terjadi ketika akan memulai bisnis adalah pakai modal sendiri atau pakai modal pinjaman. Memang jika dilihat dari kedudukannya, modal amat sangatlah penting terhadap berdirinya sebuah usaha. Ketika sebuah bisnis baru akan dirintis, yang pertama kali harus disiapkan adalah modal. Begitu pentingnya peran modal dalam membangun pondasi bisnis, hingga keberadaannya tidak boleh disepelekan.
Dalam ilmu usaha ada dua cara dalam pemerolehan modal, yaitu dengan menggunakan modal sendiri atau menggunakan modal pinjaman. Pada dasarnya, kedua modal tersebut sama-sama baik jika digunakan untuk memulai usaha. Namun, baik itu modal sendiri maupun modal pinjaman memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang berdampak secara langsung terhadap proses berjalannya sebuah usaha.
Memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman untuk memulai usaha adalah sebuah pilihan yang harus diputuskan secara matang oleh seorang wirausahawan. Yang terpenting adalah bagaimana cara mengelola modal tersebut supaya dapat membuat usaha bisa berjalan dengan baik. Dari manapun modal diperoleh, akan dapat memajukan dan mengembangkan usaha jika pengaturan terhadap modal dilakukan secara terencana.
Berbeda halnya jika seorang pelaku usaha yang menggunakan modal sendiri. Tentu jumlah modal yang ia dapatkan hanya seadanya. Dalam artian modal yang dimiliki hanya berasal dari uang pribadi yang kadang nominalnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Jika modal yang dimiliki tidak mencukupi, biasanya usaha yang akan didirikan akan tersendat dan tidak berjalan lancar.
Berbeda halnya dengan mereka yang mendapatkan modal dari pinjaman, pelaku usaha yang menggunakan modal sendiri harus ekstra sabar dalam memperolehnya. Pasalnya, mereka harus mengumpulkannya sedikit demi sedikit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Kendala ini terkadang menyebabkan masalah terhadap usaha yang akan dibangun karena tak kunjung terealisasi.
Sebaliknya, jika seorang pelaku usaha memakai modal sendiri, jika jumlahnya tidak bisa mencukupi semua kebutuhan, maka yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan anggaran. Modal yang ada hanya akan digunakan untuk menjalankan sektor-sektor yang paling penting terlebih dahulu, kemudian sektor yang lain dijalankan secara bertahap.
Baca Juga:
Berbeda halnya dengan pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri, mereka harus berangkat dari bawah dengan memulai bisnis yang kecil. Semua keperluan dan kebutuhan penunjang bisnis harus diperoleh secara bertahap. Sedikit demi sedikit usaha tersebut dikembangkan agar menjadi besar.
Sementara pelaku usaha yang memilih untuk menggunakan modal sendiri akan memiliki aset tetap yang ia pegang sendiri. Aset tersebut bisa juga digunakan sebagai salah satu penunjang kebutuhan bisnis. Bagi mereka yang tidak memakai modal pinjaman, tidak perlu takut kehilangan aset karena aset tersebut tetap berada di tangan sendiri.
Hal ini justru berbanding terbaik dengan para pelaku usaha yang menggunakan modal sendiri untuk memulai usaha. Mereka tidak perlu dipusingkan dengan cicilan yang menghantui setiap saat. Selain itu, mereka tidak perlu menyisihkan laba untuk membayar cicilan. Malahan, mereka dapat menggunakan sepenuhnya penghasilan yang diperoleh untuk terus memajukan dan mengembangkan bisnis yang sudah berjalan.
Kebalikannya, bagi pelaku usaha yang memakai modal sendiri justru tidak perlu memikirkan tanggungan bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Yang ada mereka malah dapat menyimpan sebagian keuntungan yang didapatkan untuk membuat keputusan yang dapat memajukan dan mengembangkan bisnis dimasa yang akan datang.
Jika resiko usaha yang bangkrut menimpa pelaku usaha dengan modal sendiri, resiko terburuk yang akan mereka terima hanyalah berhentinya usaha yang sudah dirintis. Tidak ada kerugian aset yang digunakan untuk menutupi hutang seperti halnya peminjam modal. Mereka justru mudah bangkit dan dapat mulai mendirikan usahanya kembali.
Penutup
Memulai bisnis menggunakan modal sendiri ataupun pinjaman memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keputusan untuk memakai modal sendiri atau modal pinjaman tetap berada pada tangan anda selaku pemilik usaha. Keduanya sama-sama menguntungkan jika kita mampu mengelola dan memetakannya secara benar. Namun yang pasti, pertimbangkanlah ketika memutuskan untuk memilih meminjam modal kepada pihak luar karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka resiko yang diterima akan sangat besar.
Dalam ilmu usaha ada dua cara dalam pemerolehan modal, yaitu dengan menggunakan modal sendiri atau menggunakan modal pinjaman. Pada dasarnya, kedua modal tersebut sama-sama baik jika digunakan untuk memulai usaha. Namun, baik itu modal sendiri maupun modal pinjaman memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang berdampak secara langsung terhadap proses berjalannya sebuah usaha.
Memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman untuk memulai usaha adalah sebuah pilihan yang harus diputuskan secara matang oleh seorang wirausahawan. Yang terpenting adalah bagaimana cara mengelola modal tersebut supaya dapat membuat usaha bisa berjalan dengan baik. Dari manapun modal diperoleh, akan dapat memajukan dan mengembangkan usaha jika pengaturan terhadap modal dilakukan secara terencana.
Perbandingan Usaha Yang Memakai Modal Sendiri Dengan Modal Pinjaman
Penggunaan modal dalam usaha besarnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan ataupun kebutuhan yang harus menyesuaikan modal. Entah bisnis tersebut memakai modal sendiri atau modal pinjaman, yang jelas alokasinya harus sesuai dan mencakup semua perencanaan usaha yang akan dijalankan. Cara pemerolehan modal jelas berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha itu sendiri. Keduanya dapat memberikan efek berbeda terhadap bisnis yang akan berjalan. Bagaimanakah dengan anda? Pilih bisnis pakai modal sendiri atau pilih bisnis pakai modal pinjaman? Berikut ini adalah perbandingannya.Jumlah Modal Besar vs Jumlah Modal Seadanya
Jumlah besarnya modal sangat berpengaruh terhadap kelancaran berdirinya bisnis. Ketika menggunakan modal pinjaman, besaran modal yang didapat jumlahnya bisa langsung besar bahkan sampai tak terbatas. Dengan mengajukan pinjaman kepada bank atau koperasi, pelaku usaha dapat menentukan sendiri berapa modal yang mereka butuhkan.Berbeda halnya jika seorang pelaku usaha yang menggunakan modal sendiri. Tentu jumlah modal yang ia dapatkan hanya seadanya. Dalam artian modal yang dimiliki hanya berasal dari uang pribadi yang kadang nominalnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Jika modal yang dimiliki tidak mencukupi, biasanya usaha yang akan didirikan akan tersendat dan tidak berjalan lancar.
Modal Instan vs Modal Bertahap
Pelaku usaha yang menggunakan modal pinjaman biasanya akan mendapatkannya secara instan. Dengan hanya mengajukan pinjaman kepada pihak lain seperti bank atau koperasi, beberapa saat kemudian modal yang mereka ajukan langsung bisa cair. Selain itu jumlah modal yang dipinjam juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.Berbeda halnya dengan mereka yang mendapatkan modal dari pinjaman, pelaku usaha yang menggunakan modal sendiri harus ekstra sabar dalam memperolehnya. Pasalnya, mereka harus mengumpulkannya sedikit demi sedikit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Kendala ini terkadang menyebabkan masalah terhadap usaha yang akan dibangun karena tak kunjung terealisasi.
Modal Langsung Dialokasikan vs Modal Direncanakan
Ketika mendapat modal pinjaman, seorang pelaku usaha akan mendapatkan dana yang jumlahnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan jumlah modal yang sudah jelas, maka untuk mengalokasikan modal tersebut juga akan mudah. Dana yang ada langsung bisa digunakan untuk memulai dan menggerakkan roda bisnis.Sebaliknya, jika seorang pelaku usaha memakai modal sendiri, jika jumlahnya tidak bisa mencukupi semua kebutuhan, maka yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan anggaran. Modal yang ada hanya akan digunakan untuk menjalankan sektor-sektor yang paling penting terlebih dahulu, kemudian sektor yang lain dijalankan secara bertahap.
Bisnis Langsung Besar vs Berangkat Dari Kecil
Bagi mereka yang menggunakan modal pinjaman, dapat dengan mudah melengkapi berbagai macam kebutuhan usaha seperti tempat, peralatan dan bahan baku tanpa harus menundanya. Hal ini dikarenakan dana yang dibutuhkan sudah ada dan mencukupi. Oleh sebab itu, usaha yang didirikan bisa langsung terlihat besar dan berjalan mulus.Baca Juga:
- Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Modal Usaha Dari Pinjaman/Hutang
- Mengatur dan Mengelola Keuangan Bisnis Kecil Dengan Cara Sederhana
- 5 Macam Modal Penunjang Untuk Memulai Usaha Yang Perlu Disiapkan
Berbeda halnya dengan pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri, mereka harus berangkat dari bawah dengan memulai bisnis yang kecil. Semua keperluan dan kebutuhan penunjang bisnis harus diperoleh secara bertahap. Sedikit demi sedikit usaha tersebut dikembangkan agar menjadi besar.
Menggunakan Jaminan vs Memiliki Aset Tetap
Siapa saja yang memakai modal pinjaman kepada bank atau koperasi, tentu untuk memuluskan proses pencairan dana harus ada jaminan sebagai syaratnya. Beberapa jaminan yang bisa digunakan untuk mendapatkan modal pinjaman adalah sertifikat tanah, bukti kepemilikan kendaraan, perhiasan dan lain sebagainya.Sementara pelaku usaha yang memilih untuk menggunakan modal sendiri akan memiliki aset tetap yang ia pegang sendiri. Aset tersebut bisa juga digunakan sebagai salah satu penunjang kebutuhan bisnis. Bagi mereka yang tidak memakai modal pinjaman, tidak perlu takut kehilangan aset karena aset tersebut tetap berada di tangan sendiri.
Bayar Cicilan Modal vs Modal Untuk Pengembangan
Ketika seorang pelaku usaha memilih menggunakan modal pinjaman dari pihak luar, secara otomatis ia akan mendapat kewajiban untuk membayar cicilan secara berkala. Sebagian laba yang diperoleh dari usaha harus disisihkan sebagian untuk membayar cicilan sebelum jatuh tempo. Jika sudah jatuh tempo, maka mereka akan berkesempatan kehilangan aset yang dijadikan jaminan.Hal ini justru berbanding terbaik dengan para pelaku usaha yang menggunakan modal sendiri untuk memulai usaha. Mereka tidak perlu dipusingkan dengan cicilan yang menghantui setiap saat. Selain itu, mereka tidak perlu menyisihkan laba untuk membayar cicilan. Malahan, mereka dapat menggunakan sepenuhnya penghasilan yang diperoleh untuk terus memajukan dan mengembangkan bisnis yang sudah berjalan.
Membayar Bunga Pinjaman vs Menyimpan Keuntungan
Para pelaku usaha yang mendirikan bisnis menggunakan modal pinjaman, sudah pasti mereka harus membayar bunga pinjaman kepada pihak peminjam. Besar kecilnya bunga yang harus dibayarkan jumlahnya tergantung dari besarnya modal yang mereka pinjam. Semakin besar pinjaman yang diajukan, maka bunga yang harus dibayarkan juga lebih banyak jumlahnya.Kebalikannya, bagi pelaku usaha yang memakai modal sendiri justru tidak perlu memikirkan tanggungan bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Yang ada mereka malah dapat menyimpan sebagian keuntungan yang didapatkan untuk membuat keputusan yang dapat memajukan dan mengembangkan bisnis dimasa yang akan datang.
Resiko Besar vs Resiko Kecil
Ketika sebuah hal yang tidak diinginkan terjadi, sebagai contoh bisnis yang dijalankan mengalami kebangkrutan, pelaku usaha yang memakai modal pinjaman akan pusing tujuh keliling untuk melunasi hutang mereka. Jika hutang tersebut tidak kunjung dibayar, maka resiko yang akan diterima selain usahanya berhenti adalah kehilangan aset yang sudah digunakan sebagai jaminan peminjaman modal.Jika resiko usaha yang bangkrut menimpa pelaku usaha dengan modal sendiri, resiko terburuk yang akan mereka terima hanyalah berhentinya usaha yang sudah dirintis. Tidak ada kerugian aset yang digunakan untuk menutupi hutang seperti halnya peminjam modal. Mereka justru mudah bangkit dan dapat mulai mendirikan usahanya kembali.
Penutup
Memulai bisnis menggunakan modal sendiri ataupun pinjaman memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keputusan untuk memakai modal sendiri atau modal pinjaman tetap berada pada tangan anda selaku pemilik usaha. Keduanya sama-sama menguntungkan jika kita mampu mengelola dan memetakannya secara benar. Namun yang pasti, pertimbangkanlah ketika memutuskan untuk memilih meminjam modal kepada pihak luar karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka resiko yang diterima akan sangat besar.