Apa saja sih penyebab stress setelah menikah yang sering dialami pengantin baru? Temukan jawabannya pada artikel ini ya. Banyak pasangan menikah yang mengeluhkan stress akibat banyaknya tekanan maupun masalah yang datang begitu kompleks. Kondisi ini sebenarnya biasa terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Namun jika kita yang menjalani tidak mempersiapkannya dengan baik, maka berbagai macam tekanan ini bisa menjadi bom waktu yang kapan saja siap meledak hingga menghancurkan rumah tangga yang sudah terbangun.
Pernikahan merupakan hal yang membahagiakan dimana kita bisa menghabiskan waktu bersama pasangan setiap harinya. Kita bisa melakukan banyak hal bersama dengan pasangan dari bangun tidur hingga malam hari tiba. Ketika kita merasa bahagia, kita memiliki seseorang yang bisa diajak berbagi kebahagiaan, begitupun sebaliknya ketika kita merasa sedih dan gelisah, kita memiliki seseorang yang bisa diandalkan untuk menyelesaikan masalah bersama.
Lalu Apa Saja Penyebab Stress Setelah Menikah?
Meskipun demikian, bagi beberapa orang pernikahan justru menjadi momen yang menyedihkan. Beberapa dari mereka justru mengalami stress setelah menikah. Stress ini sering dialami oleh para pengantin baru karena banyaknya masalah-masalah setelah menikah yang tidak bisa terselesaikan. Masalah tersebut bisa jadi datang dari luar maupun dari dalam rumah tangga itu sendiri. Lalu apa saja faktor-faktor penyebab stress setelah menikah yang sering dialami oleh pengantin baru? Temukan jawabannya pada beberapa penjelasan berikut ini.
1. Keuangan Yang Belum Mapan
Setelah menikah, secara otomatis kebutuhan hidup semakin bertambah. Hal tersebut menuntut kita yang sudah menikah untuk pintar dalam mengelola keuangan. Sebelum menikah, kita cenderung menghabiskan pendapatan bulanan untuk kebutuhan sendiri. Namun setelah menikah, kita harus bisa membagi pendapatan yang kita punya untuk mencukupi kebutuhan kita dan pasangan.
Kondisi yang baru tersebut akan menyebabkan pasangan stress setelah menikah apabila keuangan mereka belum mapan atau belum benar-benar mencukupi kebutuhan sekarang maupun kebutuhan jangka panjang. Hal yang biasa terjadi adalah adanya pertikaian dan konflik antar pasangan setiap harinya karena kurangnya pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, salah satu pasangan merasa terbebani dan tidak merasa puas dengan kondisi rumah tangganya.
Apabila tidak juga menemui titik terang, maka kondisi ini bisa menyebabkan pasangan stress setelah menikah dan yang paling buruk adalah berakhir pada perceraian. Untuk itu perlu adanya persiapan yang matang soal keuangan sebelum memutuskan untuk menikah. Ada baiknya dikomunikasikan dengan pasangan apapun kondisi kita dan mencari jalan keluarnya bersama.
2. Adanya Ketidaksamaan Visi dan Misi
Selain hidup bersama, pasangan yang sudah menikah juga perlu menyelaraskan visi dan misi mereka dalam menjalankan kehidupan rumah tangga agar tidak mengalami stress setelah menikah. Pernikahan diibaratkan mengemudi sebuah kapal dimana pasangan menjadi orang yang saling bekerja sama membawa kapal tersebut melewati lautan menuju tempat yang di tuju. Agar mereka bisa sampai ke tempat tujuan, mereka harus saling bahu membahu menghadapi setiap masalah yang datang.
Begitupun dengan rumah tangga. Di dalam sebuah rumah tangga pasti akan banyak sekali masalah dan ujian yang datang silih berganti. Untuk itu, pasangan suami istri harus memiliki bekal pondasi kepercayaan, kesamaan tujuan, kesamaan visi dan misi agar selalu selaras dalam menyelesaikan masalah yang datang.
Biasanya ketika pasangan memiliki ketidaksamaan visi dan misi, mereka cenderung sering berdebat dan merasa paling benar. Prinsip keduanya tidak bisa disatukan karena keegoisan masing-masing. Hal inilah yang membuat pasangan suami istri sering mengalami stress setelah menikah kemudian memutuskan untuk bercerai karena merasa sudah tidak cocok satu sama lain.
3. Konflik Antar Keluarga
Selain menyatukan 2 insan yakni laki-laki dan perempuan, pernikahan ada untuk menyatukan dua keluarga besar. Tentu bukan hal yang mudah menyatukan 2 orang yang berbeda latar belakang, sifat, dan pemikiran, apalagi harus menyatukan 2 keluarga besar yang juga berbeda-beda latar belakang maupun pemikirannya. Inilah alasan selalu ada konflik antar keluarga entah itu konflik kecil maupun besar yang membuat pasangan suami istri stress setelah menikah.
Pasangan suami istri memiliki style, aturan, dan pondasi yang berbeda-beda dalam membangun rumah tangga. Akan tetapi terkadang ada pihak keluarga yang ikut andil dalam urusan pasangan suami istri baru, misal dalam urusan mendidik anak, mengelola keuangan, bahkan urusan pribadi pasangan. Apabila hal ini tidak bisa diselesaikan dan dimusyawarahkan dengan baik, tentu akan terus menjadi konflik yang berkepanjangan yang bisa berdampak pada keutuhan rumah tangga hingga bisa berdampak kepada psikis masing-masing pasangan yang menyebabkan mereka mengalami stress setelah menikah.
4. Kurangnya Quality Time
Hal yang tidak kalah penting dalam pernikahan adalah quality time, yakni menghabiskan waktu secara berkualitas dengan pasangan. Quality time tidak diukur dari seberapa banyak dan sering pasangan menghabiskan waktu bersama, tapi seberapa kualitas pertemuan dan kebersamaan satu sama lain. Kualitas itu sendiri diukur dari hal-hal yang dibicarakan ketika menghabiskan waktu bersama, bagaimana saling intropeksi diri, dan bagaimana mereka terus saling belajar membahagiakan satu sama lain sehingga usia pernikahan akan awet, semakin bahagia, serta dapat meminimalisir adanya stress setelah menikah.
Kesalahan yang sering dilakukan pasangan suami istri adalah tidak memperhatikan serta tidak mengevaluasi kualitas pertemuan mereka. Kebanyakan pasangan akan fokus pada seberapa mewah mereka merayakan momen-momen, atau seberapa sering mereka bertemu. Atau bahkan sebagian dari pasutri tidak bisa menyempatkan untuk menghabiskan waktu bersama karena alasan pekerjaan, kesibukan, dan lain sebagainya. Kondisi ini menyebabkan merenggangnya hubungan dan ikatan suami istri sehingga sering memicu pertengkaran bahkan menyebabkan stress setelah menikah.
5. Kurangnya Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu syarat wajib bagi pasangan suami istri untuk membangun kepercayaan, juga membangun ikatan antar keduanya. Komunikasi yang baik akan membuat suasana harmonis dalam rumah tangga, sebaliknya kurangnya komunikasi akan membuat suasana rumah tangga menjadi kurang baik.
Komunikasi diperlukan untuk bisa saling mengetahui keinginan atau perasaan masing-masing. Dengan komunikasi yang baik dan lancar, pasangan suami istri bisa menyelesaikan masalah apapun dengan kepala dingin dan terbuka satu sama lain. Kurangnya komunikasi membuat pasangan sering salah paham, sering bertengkar, juga bisa membuat stress setelah menikah.
Baca Juga:
- Penting! 7 Cara Mengatasi Pertengkaran Dalam Rumah Tangga
- 8 Cara Baikan Dengan Suami Atau Istri Setelah Bertengkar
- 7 Kebutuhan Setelah Menikah Yang Wajib Kamu Persiapkan
6. Kehadiran Anak Yang Belum Disiapkan
Di setiap pernikahan pasti menginginkan adanya buah hati yang menggemaskan yang bisa melengkapi suasana keluarga sehingga menjadi lebih berwarna. Akan tetapi, tidak semua pasangan menikah siap untuk hal tersebut. Terkadang hal ini justru jadi pemicu stress setelah menikah. Beberapa dari mereka memiliki alasan yang sangat beragam. Diantaranya ada yang belum siap secara finansial, ada yang memiliki trauma di keluarganya dahulu, belum siap merawat seorang anak, dan lain sebagainya.
Merawat seorang anak memang membutuhkan energi dan pikiran yang sangat besar. Untuk itu harus dipersiapkan dengan matang baik secara mental maupun secara finansial, dan yang paling penting harus benar-benar menginginkan dari hati bukan karena paksaan maupun tekanan. Karena apabila mental belum siap, itu bisa memicu stres maupun depresi setelah menikah yang luar biasa yang bisa berdampak buruk bagi diri sendiri, pasangan, maupun anak.
7. Usia Yang Masih Muda
Untuk bisa menikah, pasangan harus memiliki usia yang sudah dewasa sesuai peraturan Undang-Undang di Indonesia yang sudah berlaku yakni minimal 19 tahun. Di usia tersebut, seseorang dianggap sudah matang secara biologi maupun psikologi. Mereka dianggap sudah bisa mengurus diri sendiri, juga dianggap sudah bisa mengambil keputusan dan mengambil resiko.
Tidak sedikit mereka yang usianya masih muda memaksakan diri untuk cepat-cepat menikah pada akhirnya mengalami stress setelah menikah karena belum siap dengan segala kondisi yang harus dihadapi dalam berumah tangga. Kebanyakan dari mereka akhirnya kesulitan menyesuaikan diri dengan pasangan, keluarga pasangan, bahkan kesulitan mengurus dan membagi tanggung jawab rumah tangga. Alhasil, banyak pasangan muda berakhir di perceraian.
Penutup
Itulah beberapa penjelasan mengenai penyebab stress setelah menikah ini sering dialami pengantin baru yang umumnya terjadi. Setiap pasangan berumah tangga pasti pernah mengalami stress akibat mengalami satu atau beberapa dari yang sudah dibahas diatas. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar namun jangan menjadikannya sebagai sebuah halangan. Maka dari itu persiapkan sebaik mungkin pernikahan kamu untuk menghindari stress akibat tekanan dan masalah yang bisa muncul kapan saja. Selain itu, bekali pernikahanmu dengan sama-sama belajar dan mencari tahu apa saja kemungkinan yang akan terjadi ketika kita menjalani hidup berumah tangga.